Horas Ma Dihita Saluhutna

Mungkinkah ada Universitas Negeri di Wilayah Danau Toba?

BATAK NETWORK - Horas ma dihita saluhutna. Danau Toba memang sudah mendunia. Tentu ia, karena Danau Toba merupakan salah satu destiny Wisata Alam yang ada di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) yang sudah terkenal, baik di kalangan masyarakat Indonesia sendiri maupun di mancanegara. Sayangnya, ketenaran Danau Toba hanya sebatas Wisata saja. Soal pendidikan masih belum maksimal, karena yang paling tinggi hanya sebatas SMA atau SMU atau SMK saja. Sehingga bila ingin mencari ilmu kejenjang lebih tinggi (Perguruan Tinggi Negeri /PTN), maka masyarakat di sekitar Danau Toba harus keluar daerah, dan biasanya yang bepergian dari kampung ini disebut merantau. Kalao mau sekolah ke luar daerah ya harus merantau juga. Jadi pertanyaannya adalah Mungkinkah ada Universitas Negeri di Wilayah Danau Toba?

Mungkinkah ada Universitas Negeri di Wilayah Danau Toba?
Wisata Danau Toba, Sumut (Foto: Google Image)

Batak Network ingin mengajak Anda sekalin untuk menyimak ulasan di bawah ini.

Saatnya Mendirikan Universitas Negeri Danau Toba
Oleh: Andaru Satnyoto dan Jhohannes Marbun

Bergulirnya wacana Danau Toba sebagai Monaco of Asia dan memasukkannya sebagai salah satu dari sepuluh destinasi pariwisata prioritas nasional oleh Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya RI, Dr. Rizal Ramli, pembicaraan tentang Kawasan Danau Toba menjadi isu menarik kalangan masyarakat pencinta Danau Toba. Wacana berlanjut dengan rencana terbentuknya Badan Otorita Pariwisata Danau Toba melalui Peraturan Presiden/ Perpres. Badan Otorita ini diharapkan mampu mengelola kawasan pariwisata Danau Toba dalam satu manajemen terpadu dengan melibatkan masyarakat secara pro aktif.

Pelibatan masyarakat yang komprehensif harus disertai pula pengembangan sumber daya manusia (SDM) Kawasan Danau Toba. Penguatan SDM di kawasan Danau Toba mutlak perlu untuk suatu pengembangan kawasan yang berbasis pada pengembangan masyarakat secara komprehensif dan berkelanjutan.

Pembangunan kawasan Danau Toba dengan menitik-tekankan pada bidang pariwisata tidak dapat dipungkiri akan memberikan efek domino dan berpengaruh pada bidang lainnya seperti pertanian, peternakan, kegunung-apian, geologi, ekonomi, sosial, seni, budaya, hukum, kehutanan, keamanan, keberagamaan, dan banyak bidang lainnya.

Salah satu problem pokok kawasan ini adalah masih minimnya kajian–kajian kawasan, dan lemahnya SDM pariwisata dan berbagai bidang yang terkait dengan teknik, gunung api, geologi dan pertanian-perkebunan, serta kehutanan. Namun hingga saat ini belum ada perguruan tinggi negeri yang secara berkelanjutan ada dan dikembangkan di kawasan Danau Toba.

SDM di tingkat lulusan SMTA / sekolah menengah cukup banyak di kawasan dan di seluruh wilayah propinsi Sumatera Utara. Para siswa atau pemuda-pemudi ini, setelah melewati sekolah menengah di Kawasan Danau Toba, banyak yang melanjutkan perguruan tinggi di luar daerah dan tidak jarang menetap di daerah perantauan atau ke pusat-pusat ekonomi lainnya. Pada akhirnya, di Kawasan Danau Toba masih membutuhkan banyak SDM yang berkualitas dan memiliki hati atau perhatian untuk pengembangan kawasan. Disamping itu kawasan ini juga memerlukan banyak penelitian dan konservasi untuk pelestarian dan pengembangan wilayah.

Untuk itu, pembentukan perguruan tinggi negeri di Kawasan Danau Toba merupakan keharusan dan keniscayaan yang wajar, untuk keberlanjutan (sustainability) pembangunan secara komprehensif. Dengan demikian, potensi dan permasalahan yang ada di kawasan dapat dikelola menjadi kekuatan pembangunan kawasan Danau Toba.

Pendirian Universitas Negeri Danau Toba
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 17 tahun 2014 (Permendikbud 17/2014) tentang Pendirian Perguruan Tinggi Negeri bertujuan untuk: a. meningkatkan akses pendidikan tinggi diseluruh wilayah Indonesia; b. meningkatkan pemerataan pendidikan tinggi di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal; c. meningkatkan mutu sumber daya manusia di daerah untuk mendukung pembangunan; d. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa; e. melindungi hak masyarakat untuk memperoleh pendidikan tinggi yang berkualitas.

Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk mewujudkan pendirian perguruan tinggi negeri di Kawasan Danau Toba sebagaimana disebutkan dalam pasal 3 dan pasal 4 Permendikbud 17/2014 diantaranya; pertama, membentuk perguruan tinggi baru yaitu pendirian perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah. Sebagai konsekuensi dari rencana pemerintah dalam membangun Danau Toba, maka pemerintah diharapkan tidak saja mengutamakan pembangunan fisik (tangible value) di kawasan, tetapi juga diseimbangkan dengan pembangunan non fisik (intangible value) atau pembangunan masyarakat yang meliputi 8 atau lebih kabupaten yang memiliki keterkaitan dengan Danau Toba. Pandangan demikian, selain sesuai dengan tujuan yang termaktub dalam Permendikbud 17/2014. Hal ini juga sejalan dengan hasil jajak pendapat masyarakat yang dilakukan oleh Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT) yang dirilis pada pertengahan Maret 2016 lalu, yang menyebutkan 3 hal penting yang dibutuhkan masyarakat dalam pembangunan kawasan Danau Toba, diantaranya pembangunan infrastruktur, konservasi kawasan Danau Toba, dan pembangunan Sumber Daya Manusia.

Demikian pula program Nawacita Pemerintah mempertegas pentingnya membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara kesatuan dan pentingnya meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan.

Dengan pertimbangan tersebut, Pemerintah melalui Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi dapat langsung bekerja untuk menyusun dokumen sesuai persyaratan yang ditetapkan melalui Permendikbud 17/2014.

Kedua,penegerian perguruan tinggi. Selain membentuk perguruan tinggi baru, pendirian perguruan tinggi negeri bisa juga berasal dari perguruan tinggi swasta. Ada beberapa perguruan tinggi swasta yang sudah lama eksis di Kawasan Danau Toba, diantaranya Universitas Sisingamangaraja di Siborongborong, Universitas Simalungun di Pematang Siantar, FKIP Universitas HKBP Nomensen di Pematangsiantar, Institute Del, Akademi Keperawatan dan Farmasi Yayasan Tenaga Pembangunan Arjuna di Laguboti, Tobasa dan beberapa perguruan tinggi swasta lain di Kawasan Danau Toba.

Penegerian perguruan tinggi memiliki persyaratan yang sama dengan pendirian perguruan tinggi negeri baru, hanya saja ada persyaratan lain yang harus dipenuhi yaitu a. diusulkan oleh badan hukum penyelenggara; b. mendapat rekomendasi pemerintahan daerah provinsi dan kabupaten/kota; c. memiliki lahan yang bersertifikat atas nama badan hukum penyelenggara atau pemerintah provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/kota; d. memiliki dosen dan tenaga kependidikan; e. penyerahan aset berupa lahan, sarana dan prasarana perguruan tinggi; f. pernyataan pegawai perguruan tinggi swasta tidak menuntut untuk diangkat menjadi calon pegawai negeri sipil; dan g. pernyataan kesediaan badan hukum penyelenggara dan/atau pemerintah daerah setempat untuk membantu pembiayaan penyelenggaraan perguruan tinggi sebelum dapat dibiayai secara penuh oleh Pemerintah.

Potensi usulan dari perguruan tinggi swasta menjadi negeri, bisa saja dilakukan oleh masing-masing Badan Hukum Penyelenggara yang ada. Untuk itu, Pemerintah harus arif dan bijaksana dengan mempertimbangkan semangat kebersamaan di antara masyarakat yang bermukim di Kawasan Danau Toba. Sehingga lahirnya perguruan tinggi negeri di kawasan Danau Toba diharapkan dapat mendorong proses percepatan pembangunan masyarakat di Kawasan Danau Toba dan menjadikan masyarakat di kawasan Danau Toba sebagai pelaku pembangunan.

Namun melihat kemungkinan kerumitan yang ada, pilihan pertama, pemerintah lah yang mendirikan perguruan tingi. Sudah saatnya Pemerintah mendirikan Satu Universitas atau perguruan tinggi di kawasan Danau Toba. Misalnya, pendirian ini di pusatkan di Merek Kabupaten karo atau wilyah Dairi, dengan demikian hal ini dapat mendorong tumbuhnya wilayah pengembangan yang baru.

Perguruan tinggi ini setidaknya akan memiliki bidang teknik sipil, desain, arsitektur, geologi, pertanian, perkembunan, kehutanan, ilmu sosial dan antropologi, pariwisata, ekonomi, ilmu budaya (Batakaologi). Semoga hal ini tidak wacana. Kehadiran Universitas Negeri Danau Toba yang segera sangat dinantikan.


Tentang Penulis:
  • Andaru Satnyoto, Sekretaris Umum Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT), Dosen Fisipol UKI – Jakarta
  • Jhohannes Marbun, Sekretaris Eksekutif YPDT, pemerhati warisan budaya dan museum.
Sumber: Kompasiana.com

0 Response to "Mungkinkah ada Universitas Negeri di Wilayah Danau Toba?"