Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan |
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan berpendapat, pembubaran acara Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Natal di Gedung Sabuga, Bandung, tadi malam merupakan perkara kecil.
"Itu kan kejadian kecil yang tidak mengganggu apa-apa saya kira," kata Ahmad Heryawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (7/12).
Aher, sapaan Ahmad, berpendapat, pembubaran bisa dihindari apabila ada musyawarah sehingga semua pihak dapat menahan diri dan saling menghormati.
Hingga kini, kata Aher, dia belum mendapatkan laporan detail mengenai pembubaran kebaktian itu. Menurutnya, informasi detail dan lengkap diketahui pihak terkait termasuk pemerintah kota Bandung.
"Sebab, secara langsung kami tidak terkait. Itu kan yang menangani Polresta Bandung, MUI Bandung, kalau pemerintah hanya Kesbangpol, Wali Kota Bandung," tuturnya.
Dia menyatakan membantu menyelesaikan dan mencari akar permasalahan sehingga tidak mengganggu toleransi bermasyarakat dan membuat suasana membaik.
"Kami bangun saling pengertian. Jangan memperkeruh persoalan yang dapat memicu persoalan baru," kata dia.
Ketua PAS Muhammad Roin sebelumnya mengatakan, KKR seharusnya diadakan di rumah ibadah. Hal tersebut, sambung dia, sesuai dengan Surat Peraturan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2006 dan Nomor 8 Tahun 2006.
Acara Kebaktian Natal Umat Kristen yang menghadirkan Pendeta Stephen Tong untuk sesi kedua sedianya dilaksanakan pada pukul 18.30 WIB di Gedung Sabuga. Acara sesi pertama yang berlangsung pukul 13.00 hingga 15.00 WIB untuk anak-anak tetap berjalan normal.
Peserta KKR membubarkan diri dengan tertib pada pukul 20.30 WIB. Ketika situasi itu terjadi, sejumlah aparat kepolisian melakukan pengamanan di seputaran Gedung Sabuga.
Sumber: cnnindonesia.com
PERKARA KECIL
Betul, Pak Aher, Bapak benar sekali. Sangat benar. Peristiwa Sabuga kemarin memang hanya perkara kecil. Terlalu kecil. Tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan pengalaman orang-orang percaya di Jepang abad ke-17 yang dilukiskan dalam novel tadi--atau pengalaman serupa lainnya, baik yang tercatat dalam kitab martir maupun tidak. Dan, tentu saja, tidak sebanding dengan pengalaman Laki-Laki yang diseret dari Taman Getsemani untuk nantinya disalibkan di Golgota itu.
Terima kasih, Pak Aher, telah mengingatkan kami akan hal itu. Terima kasih telah, secara tidak langsung, mengingatkan kami untuk tidak cengeng dan merengek-rengek mengharapkan belas kasihan negara, yang Anda wakili.
Junjungan kami sendiri menasihati kami, "Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di surga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu." (Matius 5:10-12)
Alkitab, Kitab Matius 5:10-12 |
Benar. Peristiwa Bandung itu bukanlah penganiayaan. Itu hanya perkara kecil.
Oleh karena itu, Sekali lagi kami mengucapkan Terimakasih Pak Aher Sudah mengatakan Pembubaran Kebaktian Natal sebagai Perkara Kecil.***
Editor: Tim Batak Network
Penulis: Arie Saptajie
Sumber: Facebook
0 Response to "Terimakasih Pak Aher Sudah mengatakan Pembubaran Kebaktian Natal sebagai Perkara Kecil"