Horas Ma Dihita Saluhutna

Inilah Legenda Nairasaon (Manurung, Sitorus, Sirait, Butar-Butar)

BATAK NETWORK - Horas ma di hita haganupan marsada-sada. Kembali kami Batak Network berbagi kisah tentang Marga-Marga Batak. Kali ini kita akan membahas tentang Legenda Nairasaon (Manurung, Sitorus, Sirait, Butar-Butar).

Inilah Legenda Nairasaon (Manurung, Sitorus, Sirait, Butar-Butar)
Ilustrasi (Foto: Google.com)

Seperti apa "Legenda Nairasaon (Manurung, Sitorus, Sirait, Butar-Butar)", simak selanjutnya di bawah ini seperti yang dipaparkan oleh Jeffrey Juventino Nalungun Butarbutar dalam sebuah catatan di akun Facebook pribadinya, sebagai berikut.

Legenda Nairasaon (Manurung, Sitorus, Sirait, Butar-Butar)
Datu Pejel datang dari Limbong menuju Sibisa manandang Hadatuon sembari menjalankan hobinya "Marultop". Ia sampai ke Sibisa karena mengejar-ngejar "Anduhur". Menyadari usianya sudah mulai makin tua, Datu Pejel melakukan semedi, memohon Kepada Mulajadi Na Bolon agar ia diberi jodoh. Tak lama setelah bersemedi, ia pun mendengar suara "Martonun", ia pun penasaran lalu pergi melihatnya.

Ia sangat terkejut sudah lama menetap di Sibisa tapi tak pernah ia melihat orang. Ia pun menyadari bahwa Tuhan telah mengabulkan permintaannya. Perempuan ini di namai Boru Tantan Debata ("Titisan Allah") karena Mulajadi Na Bolon lah yg mengirimnya buat Datu Pejel. Singkat cerita, Boru Tantan Debata melahirkan seorang Putra menyerupai Kodok. (Bahasa Batak asli Sirasaon). Datu Pejel tak terima anaknya seperti kodok, ia pun membuangnya ke Bara agar mati dipijak kerbau milik mereka yg dikandangkan di Bara. Inilah pertengkaran Pertama antara Datu Pejel dan Boru Tantan Debata. Boru Tantan Debata diam-diam mengambil anaknya dari Bara dan disembunyikan di Para-para rumah mereka. Setiap kali pulang dari ladang Boru Tantan Debata heran melihat kayu bakar mereka yg di jemurnya sebelum berangkat ke ladang selalu tersusun rapi. Ia pun melakukan pengintaian, siapa gerangan yg melakukan semua itu.

Namun, Boru Tantan Debata terkejut yg melakukan semua itu adalah seorang bocah yg cukup gagah (anaknya), dan setelah selesai menyusun kayu bakar ia masuk ke dalam rumah. Boru Tantan Debata pulang ke rumah seperti biasa, ia melihat anaknya masih tetap "Marruman Sirasaon". Namun dalam hati Boru Tantan Debata sudah tahu bahwa anaknya cukup tampan. Saat usia remaja Nairasaon pun di Pertapakan Datu pejel di gunung Simanuk-manuk (sebelah timur Sibisa, sebelah kiri menuju Porsea dari Parapat). Sekembalinya dari Partapaon di simanuk-manuk Datu Pejel menyuruh Nairasaon ke limbong untuk "Mangalap Boru Ni Tulang Na", Nairasaon pun berangkat ke Limbong.

Namun setelah sampai di Limbong,

Dari Tujuh boru Ni Tulangnya, tak satu pun yg mau menjadi istri Nairasaon karena wajahnya yg seperti kodok. Suatu sore secara kebetulan Boru Tulangnya yg paling bungsu melihat Nairasaon pergi Mandi. Ia terpesona melihat ketampanan wajah Nairasaon. Ia menyadari bahwa wajah Nairasaon hanya "Rumang" (Topeng). Hari ketiga Nairasaon pamit untuk pulang. Namun sebelum pulang Tulangnya mengumpulkan ketujuh Borunya dan menanyakan satu per satu dari Boru Pertama sampai Boru ketujuh. Boru Pertama sampai Boru ke enam tidak ada yg bersedia, mereka tetap pada pendirian mereka saat pertama ditanyai orang tuanya. Sang Tulang pun menanya Boru Siampudan, Boru Siampudan pun menjawab "Naroa pe Paribankki Naroakku do i, au rade do gabe Parsonduk ni anak ni Namborukki". Akhirnya Nairasaon pun dinikahkan dengan Boru Siampudan. Mengetahui Nairasaon cukup tampan, pada saat menjelang pesta pariban Nairasaon yg enam orang lagi menuntut kepada orang tuanya kenapa mereka "Dilangkahi" adiknya. Sang Tulang pun menjawab "Hamu do da inang na manjua, Anggim do mangoloi ba molo i naso jadi be sirangan". Nairasaon kembali ke Sibisa dan menetap di sana. Tiba pada saatnya Istri Nairasaon melahirkan. Namun yg dilahirkan berbentuk "Lambutan" (bulat) dan kembar. Mengetahui cucunya seperti itu Datu Pejel Marah dan membuang cucunya ke Pansur Napitu.

Boru Tantan Debata marah akan sikap suaminya Datu Pejel. Ia pun bersumpah tidak akan pernah di kuburkan berdekatan, (Bukti ada sampai saat ini di Sibisa kuburan Datu Pejel dan Boru Tantan Debata di Antari lembah kecil), "Ngadua hali di bahen ho haccit rohakku, di bolongkonkko anak ku dohot pahompukku". Ia pun menghentakkan kakinya, sambil berkata "Ingkon sirang do tanomankku dohot ho". Esok hari Boru Tantan Debata pergi ke jurang Pansur Napitu untuk mencari cucunya yg di buang Datu Pejel. Ia terkejut mendengar suara tangisan bayi cucunya. Kilat pada malam hari itu diyakininya telah membuka "lambutan" cucunya, karena tidak tahu siapa yg duluan lahir maka kedua bayi itu di namai Raja Mardopang (bercabang) yakni Raja Mangatur dan Raja Mangarerak.

Nairasaon terus menjalankan tapanya di Simanuk-manuk. Dan tak pernah kembali lagi. Dan bagi Pomparan Nairasaon, "Simanuk-manuk di abadikan dalam Gondang Simanuk-manuk. Sebagai Gondang Pasiarhon dan Gondang Jujungan angka Nairasaon dan Boruna. Yang sampai saat ini Gondang Ini sangat populer di setiap pesta Nairasaon Khususnya Sirait.

Simanuk-manuk diabadikan dalam gondang gerak dalam tortor. Sampai saat ini hanya tinggal beberapa orang yg menguasai itu pun orang-orang yg memiliki jujungan. Diantara mereka berdua (Raja Mangatur dan Raja Mangarerak) tidak tahu siapa si Abangan dan si Adek-an sebab lahirnya pun berdampingan. Pernah dibuat dalam suatu Pesta adat Nairasaon Manortor si Raja Mangarerak di depan tetapi Ogung tak dapat berbunyi dan Raja Mangatur didepan juga Ogung tak berbunyi. Dan dibuatnya Raja Mangarerak di kanan dan Raja Mangatur di kiri barulah bunyi Ogung kedengaran.

Itulah sebabnya sering disebut Raja Mangarerak Mangatur untuk si Raja Mangarerak dan Raja Mangatur Mangarerak untuk si Raja Mangatur.

Raja Mangarerak / Br. Hutahot mempunyai 1 anak yaitu Raja Toga Manurung dan 1 Putri Br. Similingiling.

Raja Mangatur / Br. Harugasan Sagala dan punya anak 3 orang,
1. Raja Sitorus,
2. Raja Sirait,
3. Raja ButarButar

Demikianlah Legenda Nairasaon (Manurung, Sitorus, Sirait, Butar-Butar) yang bisa kami sampaikan. Semoga bisa bermanfaat. Bila ada yang kuran atau kekeliruan, silahkan memberikan saran dan kritik kepada kami lewat kolom komentar yang telah disediakan. Horas. Tuhan memberkati.***

29 Responses to "Inilah Legenda Nairasaon (Manurung, Sitorus, Sirait, Butar-Butar)"

  1. Baru tahu narasaon itu apa ternyata unik sekali hubungan antara Manurung,Sirait,Sitorus dan sibutar butar

    ReplyDelete
  2. Sitorus dan aruan kenapa tdk bisa menikah?? Apakah ada legendanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena sitorus (pane,dori,boltok)itu marpadan(ikat janji)dlam artian sdah dianggap abg atau adk sndri dengan htjulu,hthaean dan aruan.sdkit yg sya tau..

      Delete
    2. Karna bpnya sitorus menikah lagi dengan mamanya hutahayan n hutajulu....lalu lahirlah aruan....makanya mereka membuat padan agar sitorus (pane.doltok.dori) tidak ada yg menikah dengan hutahayan.hutajulu n aruan......bgt lae

      Delete
    3. Karna sitorus (bp dt dr pane.boltok.dori) menikah lagi dengan ibu dr hutahaean.hutajulu(setelah bp dr hurahaean n hutajulu meninggal)...lalu lahirlah aruan...jadi mereka membuat janji (padan) agar nantinya anak2 (keturunan) mereka tidak marsibuatan atw marsiambilan....begitu cerita yg saya tw dr lae q yg bermarga hutajulu.....

      Delete
    4. Tidak pernah Marpadan Sitorus dengan Aruan, Yang benar Sitorus (Guru Datu Sumalanggak Sitorus adalah Bpk Tiri Hutahaean dan Hutajulu) Sedangkan Aruan Anak Asli dari SItorus (Guru Datu Sumalanggak Sitorus). Karena Aruan asli marga Sitorus, Jadi semua sitorus menjadi abang dari Hutahaean, Aruan dan Hutajulu. Mauliate

      Delete
  3. Sebenarnya masih kurang mengerti sih., tapi terimakasih artikelnya :)
    God bless

    ReplyDelete
  4. Jadi aruan itu hasil anak dari siapa??hasil pernikahan bp sitorus dgn ibu hutahaean?? Atw hasil pernikahan bp sitorus dgn ibu hutajulu??yg bener yg mana?? Tolong dijelaskan suhu...trimakasih

    ReplyDelete
  5. Sudah keturunan ternyata Ketampanan Raja Nairasaon 😁

    ReplyDelete
  6. Masalah padan sitorus dgn aruan, blm ada yg bs dipastikan. Akan tetapi bika kita tarik generalisasi, bisa kt gambarkn.

    Sitorus telah meninggal, sebelum SiBoltok lahir (makanya disebut boltok, karena dia mash dlm kabdungan). Tentunya istri sitorus yg py ank 3 (pane, dori, boltok), menikah lagi dengan bapaknya Hutajulu dn Hutahaean.....kemudian melahirkan putra ke empat dari janda sitorus (bkn marga sitorus lg), dn puta ketiga dari suami barunya.

    Akibat perkawinan ini, tentu Aruan adalah saudara seibu dr sitorus, dan aruan juga saudara sebapak dgn Hutajulu dn Hutahaean. Dalam tata kekerabatan sitorus, hy dikatakan sitorus "marpadan" dengan hutajulu dn hutahaean, tp tdk marpadan dgn aruan, tapi adalah bagian dari sitorus secara biologis.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jangan salah appara, bukan bukan istrinya sitorus yg melahirkan aruan melainkan ibunya hutahaean dan hutajulu yg melahirkan aruan. Betul yg apara bilang bahwa sitorus sdh meninhgal ketika si boltok lahir.
      Realita yg sdh disepakati antara sitorus (pomparan ni guru datu sumalanggak dgn aruan bahwa aruan bapaknya adalah sitorus (guru datu sumalanggak) cucu dari siboltok.

      Cerita singkat : Setelah pangulu ponggok meninggal karena perang, datanglah GURU DATU SUMALANGGAK Menawarkan bantuan untuk mengambil kepala pangulu ponggok yg dipenggal sebagai bukti kekalahan musuh. Setelah kepala pangulu ponggok bisa diambil dari daerah musuh, sebagai balas jasa ibunya hutahaean dan hutajulu harus jadi istrinya, Dan lahirlah ARUAN.

      JADI SITORUS DENGAN HUTAHAEAN, ARUAN DAN HUTAJULU BUKAN PADAN, TAPI DONGAN TUBU.

      Delete
    2. apakah manurung,sirait,dan butar butar marpadan juga dengan hutajulu,hutahaean dan aruan

      Delete
  7. jadi sekarang sitorus dengan butar-butar bisa menjalin hubungan tidak?

    ReplyDelete
  8. jadi sekarang sitorus dengan butar-butar sudah bisa belom menjalin hubungan?

    ReplyDelete
  9. Untuk kita ini marga sitorus selalu dirahasiakan antara sitorus dan aruan hanya kita marga sitorus ajah yang bisa mengetahui

    ReplyDelete
  10. Banyak versi mengenai cerita datu pejel
    Yang saya tahu si kodok nya yang menjaga anak datu pejel dikala ibunya lagi bertani kodok ini besarnya sebesar tampi

    ReplyDelete
  11. Banyak versi mengenai cerita datu pejel
    Yang saya tahu si kodok nya yang menjaga anak datu pejel dikala ibunya lagi bertani kodok ini besarnya sebesar tampi

    ReplyDelete
  12. Molo dang mangatusi dope hita akka pomparan nairasaon.. Unang tor parjolo mandok sian dia gabe marhuta di limbong... Sian dia do gabe adong tulang na asa rap mamboto boi do hita lao tu sibisa asa rap mamboto... MauliatE

    ReplyDelete
  13. Jadi songonon di hamu pomparan ni nairasao... Unang be hita mandok na asing asing. Adong mandok gabe lari tu huta julu dang nyambung... Adong mandok boasa gabe marhuta di limbong... Adong mandok boasa gabe adong tulang na... Huboto do saotik ceritanai... Alai gabe godang do mandok komen na asing... Asa rap mamboto hita boi do hita lao tu sibisa asa rap mamboto... Anggo songoni do akka coment husukhun ma hamu muse boasa ma mangoli hamu manang muli.. Sebenarna 1 do hita sian si adam.. Didia do tinggal ni si adam boi sahat pomparanna tu bona pasogit.. Ima sukhun sukhun hu tu hamu mauluate

    ReplyDelete
  14. Sitorus pane bisa nikah sama manurung?

    ReplyDelete
  15. Sitorus pane bisa nikah sama manurung?

    ReplyDelete
  16. Sitorus pane bisa nikah sama manurung?

    ReplyDelete
  17. Apakah sitorus dan sirait bisa nikah?

    ReplyDelete
  18. Apa benar butar butar belum ada menikah dengan sirait karna belum ada saya jumpai

    ReplyDelete
  19. Sattabi tulang,au tubuni br manurung..manukkun majolo..
    Dang na manurung dhot sitorus na sa level drajat nya?
    Jala sirait,butar butar dang na pargelengon ni si torus tahe?🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  20. Sekarang aku mau nanyak Manurung sama Sitorus siapa yang lebih tua

    ReplyDelete